Tuesday, 19 August 2014

Seri Babad Ponorogo 11

Perkampungan Para Pengikut Batoro Kathong.

Saat mulai babad alas di Ponorogo, Batoro Katong di ikuti 40 orang kyai dari Demak baik untuk menyebarkan agama maupun menjaga keamanan. Adapun 40 orang tersebut kemudian dibagi ke 4 penjuru mengelilingi pusat kota Ponorogo saat itu yang berada di sekitar kelurahan Setono saat ini

1. 10 orang ditempatkan di sebelah utara menempati sebuah tempat bernama Tegal Pondok,sekarang masuk kelurahan Kadipaten.

2. 10 orang ditempatkan di sebelah timur pada sebuah tempat yang dinamakan Asem Growong. Ditempat tersebut kemudian didirikan masjid bernama Masjid Asem Growong. Asem Growong secara administratif masuk desa Japan kecamatan Babadan

3. Sebelah selatan 10 orang ditempatkan di desa Mrican. Setelah Ki Ageng Kutu meninggal maka mereka sebagian pindah ke Surukubeng (sekarang desa Kutu Jetis) untuk mengajarkan Islam di tempat tersebut

4. 10 orang ditempatkan di bagian barat yakni Durisawo kecamatan kota. Di Durisawoo selain berdiri pesantren terkenal yakni Pondok Durisawoo juga cikal bakal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo yang kini bertempat di Ronowijayan Siman.



Ket Admin

Nama nama tempat umumnya masih banyak dikenali kecuali Tegal Pondok. Tegal Pondok adalah sebuah tempat yang dikelilingi sungai di sisi selatan dan jurang yang dalam di sebelah utara,maka orang kemudian menyebutnya Jurang Gandul.

Penduduk Juranggandul kemudian berpindah ke bagian utara menjadi perkampungan Juranggandul saat ini yang terletak di sebelah timur Terminal Selo Aji kurang lebih 1 KM. Di tempat ini berdiri Pesantren Nurul Hasan.

Ket foto: Masjid Juranggandul saat ini. Adapun bekas masjid di Tegal Pondok saat ini berupa padang rumput terbuka.

Referensi: Buku Babad Ponorogo Bab II Halaman 11.Tulisan ini kami susun dari naskah asli berbahasa Jawa, ada sedikit penyuntingan namun insyaallah tidak merubah point tulisan.
Sumber : FB Setenpo

No comments:

Post a Comment