Sunday, 13 July 2014




Seri Babad Ponorogo 8
 
Kisah Demang Ronggoniti Yang Dikutuk Menjadi Buaya

Ketika Ponorogo dipimpin Adipati Suradiningrat,yang menjabat patih adalah patih Tambakboyo yang digelari Margo Ewuh (dijuluki demikian karena ucapanya selalu membuat ewuh/susah). Patih Tambakboyo ingin menikahi putri Adipati namun ditolak sehingga merasa dendam dan merancang pembalasan.

Di desa Keniten ada seorang demang sakti bernama Ronggoniti,kelemahanya jika disanjung suka lupa diri lepas kendali. Patih Tambakboyo lalu membuat rencana mempermalukan Adipati Suradiningrat dengan cara menyuruh Ronggoniti mencuri bokor emas milik Kadipaten.

Demang Ronggoniti menyusuri Sungai Juranggandul Kadipaten lalu dengan ilmunya menggangsir tanah hinggga berlubang dan masuk ke wilayah Kadipaten, lubang yang dia gali masih ada dan dinamakan Sebrumbung.

Setelah bokor emas di curi, Kadipaten menjadi geger, Patih Tambakboyo berpura pura mencari dan memberi tahu bahwa yang mencuri adalah demang Ronggoniti. Adipati Suradiningrat lalu berangkat ke Keniten diantar 2 putranya menyamar menjadi rakyat biasa

Sesampai di Keniten,Adipati lalu bertanya dimana bokor emas yang dicuri. Ronggo Niti mengikat bokor emas dengan sabuk di perutnya lalu pura pura tidak tau,namun dengan ilmu kesaktianya Adipati Suradiningrat menunjuk ke arah perut Ronggo Niti dan bokor emas jatuh

Merasa malu, Ronggoniti memberi perintah para jagoan yang berada di rumahnya untuk membunuh Adipati Suradiningrat. Pedang berkelebatan menuju Adipati,namun tak satupun yang melukai tubuhnya. Kedua anak Adipati lalu ganti menyerang para jagoan pengawal Ronggoniti hingga terjadi pertumpahan darah.

Karena merasa malu, Ronggoniti melompat ke sebuah beji (sumber air) dan menghilang. Adipati menunggu di tepi Beji hingga tiba waktu sholat Dhuhur. Ketika ditinggal sholat,tongkat Adipati hilang. Adipati lalu berkata” Ronggoniti,aku tau ini ulahmu…semoga tongkatku menjadi ekormu.”

Ronggoniti yang belum sadar apa yang terjadi berteriak menantang adipati berduel. Adipati Suradiningrat lalu berkata” Ronggoniti,coba kau lihat wujudmu”.Ronggoniti melihat ke air dan terkejut setengah mati ternyata badanya sudah berubah menjadi buaya berwarna belang.

Dengan merangkak,Ronggoniti berkata” Saya mohon maaf Gusti Adipati,tolong cabut kutukan Gusti Adipati agar saya bisa menjadi manusia lagi” ucapnya. Adipati Suradiningrat lalu berkata” Permintaan maafmu aku terima,namun soal wujudmu itu adalah akibat ulah dan akibat ilmu buaya yang kau miliki. Warna belang di tubuhmu adalah cerminan belangnya hatimu. Kau bisa kembali ke asalmu asal mau bertapa dan jangan mengganggu manusia lagi”.

Tempat Demang Ronggoniti menjadi buaya dinamakan Sebokor,terletak di utara perempatan Pabrik Es. Dahulu sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang memakan korban di tempat tersebut.Orang dahulu menyebut "papan wigatos,kedah ngatos ngatos" (tempat berbahaya,harus penuh waspada).

Referensi: Buku Babad Ponorogo Bab II Halaman 26.Tulisan ini kami susun dari naskah asli berbahasa Jawa,ada sedikit penyuntingan namun insyaallah tidak merubah point tulisan.

Info admin: Tim admin menulis berdasar naskah,sedangkan penerimaan akan kebenaranya kami serahkan pada penilaian pembaca. Wallahu A’alam Bishawab.

Adapun tempat bernama Sebrumbung memang ada dan terdapat jalan seperti terowongan yang menurut penduduk bekas galian Demang Ronggoniti, terletak di Sebrumbung Kelurahan Kadipaten,kurang lebih 700 M dari rumah Pimred SETENPO
Muhammad Hamka Arifin.

Sumber : FB Stenpo

Foto: ilustrasi dari internet.

No comments:

Post a Comment