Seri Babad Ponorogo 10
Air Susu Dibalas Air Tuba, Kisah Gugurnya Bupati Ponorogo Tumenggung Mertowongso II
Tumenggung Mertowongso II adalah Bupati Ponorogo yang dikenal memiliki wajah tampan dan berhati baik, dalam bahasa Jawa disebut “Rupi Bagus Manah Lurus”. Ketika di Kartasura sedang terjadi perang berebut kekuasaan,rajan
Di Ponorogo Sunan Mangkurat Mas diterima dengan baik, dihormati dan dibuat gembira sehingga hidupnya bahagia tidak seperti nasib orang yang mengungsi mencari keselamatan.
Karena ketampanan wajahnya, banyak selir Sunan Mangkurat Mas yang tertarik pada Tumenggung Mertowongso dan bahkan datang ke kabupaten untuk menemui Tumenggung Mertowongso. Sunan Mangkurat Mas mengetahui hal tersebut menyimpan dendam.
Suatu ketika Sunan Mangkurat Mas ingin berburu,lalu dibuatkan grogolan (tempat sementara untuk pengintaian ) sekarang menjadi desa Grogol Sawoo. Tak lama kemudian tampak seekor menjangan lalu Sunan Mangkurat Mas menarik busur memanah menjangan tersebut.
Menjangan tepat terkena anak panah namun masih hidup, Tumenggung Mertowongso dan pengawalnya bernama Surengpati lalu menyembelih menjangan tersebut karena sebagai muslim taat Tumenggung Mertowongso menganggap jika tidak disembelih dengan mengucap Bismillah maka menjangan tersebut hukumnya adalah bangkai yang haram dimakan.
Sunan Mangkurat Mas marah melihat hal tersebut,dia menyuruh pengawalnya memegang Tumenggung Mertowongso dan Surengpati lalu mengebiri keduanya kemudian pergi.
Dalam keadaan sakit parah, Tumenggung Mertowongso ditemukan para prajurit Ponorogo. Di depan para prajurit dan keluarganya Tumenggung Mertowongso berkata” Saudaraku semua jangan takut menghadapi kematian. Kejarlah raja berhati iblis tak tahu balas budi itu, penggal kepalanya”.
Mendengar hal tersebut Pasukan Ponorogo mengejar sunan Mangkurat Mas dan bertemu di sekitar Sungai Sekayu. Patih Sunan Mangkurat Mas sudah tanggap lalu menyuruh rajanya naik kuda melarikan diri.
Di sekitar Sungai Sekayu kemudian pecah pertempuran dan pasukan Kartasura banyak yang terbunuh. Surengpati yang mengamuk kehabisan darah lalu meninggal dan dimakamkan di sebelah timur pondok Durisawoo Ponorogo.
Besok paginya Pasukan Ponorogo mengejar sunan Mangkurat Mas yang berada di desa Gelang. Banyak Pasukan Kartasura yang mati sehingga rombongan tersebut melarikan diri ke Madiun.
Dalam sejarah, Sunan Mangkurat Mas adalah raja yang berwajah buruk dan berhati jahat, benci dan suka cemburu jika ada orang berwajah tampan.
Ibunya mengguna guna istri ayahnya yang lain sehingga mandul semua agar anaknya Mangkurat Mas bisa menjadi raja. Sunan Mangkurat Mas kemudian terlibat perang dengan Pangeran Puger yang kemudian menjadi Pakubuwono I. Banyak kerabat Ponorogo yang ikut di pihak Pangeran Puger.
Akhir hidup Sunan Mangkurat mas berakhir sebagai pelarian dan tawanan dan diburu pasukan Pakubuwono I. Sunan Mangkurat Mas dibuang ke negara Srilangka hingga meninggal disana.
Referensi: Buku Babad Ponorogo Bab II Halaman 22.Tulisan ini kami susun dari naskah asli berbahasa Jawa,ada sedikit penyuntingan namun insyaallah tidak merubah point tulisan.
Wikipedia.
Sumber : FB Setenpo
No comments:
Post a Comment